Jumat, 12 Februari 2010

HAKIKAT HIPNOTISME DARI SUDUT PANDANG ISLAM DAN ILMIAH

HAKIKAT HIPNOTISME DARI SUDUT PANDANG ISLAM DAN ILMIAH

(Dijabarkan dan disarikan dari berbagai sumber dan pengalaman penulis)

Disusun oleh :

Perdana Akhmad S.Psi

(Pengamat / Mantan Praktisi Tenaga Dalam dan Ilmu Metafisika)

Pengertian Hipnotis

Menurut kamus Bahasa Indonesia, Hipnotis itu suatu tindakan yang membuat seseorang berada dalam keadaan hipnosis. Hipnosis sendiri berarti keadaan seperti tertidur karna berada dalam pengaruh orang yang memberikan sugestinya. Ditinjau dari terminologi, kata hypnotism diambil dari kata “hypnos”, Hypnos adalah nama dewa tidur dari mitologi Yunani, dalam mitologi Yunani, Hypnos adalah anak dari dewi Nyx [dewi malam], Hypnos adalah saudara dari Thantanos [dewa kematian] dalam mitologi Yunani…

Hypnotism itu definisi secara mudahnya adalah seni memasukkan makhluk hidup ke dalam kondisi hipnosis [keadaan tidur karena dihipnotis]…

Pembagian Hipnotis

1. Hipnotis Tradisional Supranatural

Hipnotis supranatural atau bisa disebut hipnotis timur / tradisional yang berkembang pada masyarakat awam adalah hipnotis yang lahir dari “rahim mistik /”. Walau identik dengan metafisis, hipnotis tradisional pada bagian tertentu memiliki kesamaan dengan hipnotis modern, khususnya untuk “mempengaruhi”.

Dalam hal mempengaruhi atau “menundukkan” orang lain, antara hipnotis modern dengan yang tradisional supranatural memiliki perbedaan. Hipnotis modern terkesan lebih “positif” karena hanya mampu mempengaruhi orang yang ingin dipengaruhi (kepentingan terapi) sedangkan hipnotis tradisional diprogram untuk mampu mempengaruhi orang yang ingin menolak sekalipun.

Jika hipnotis modern lebih tertumpu pada teknik “sapa” atau verbal (namun juga tidak lepas dari tipu daya setan), Hipnotis tradisional supranatural mempengaruhi subyek (sasaran) lebih tertumpu pada kekuatan ghoib (bantuan jin) melalui tatapan mata (sihir mata) dan gelombang suara.

Para ahli hipnotis tradisional pada umumnya mempelajari ilmu metafisika. Ilmu semacam itu dapat digali dari berbagai unsur, tergantung selera pribadi dan harus disesuaikan dengan latar belakang budayanya.

Bentuk-bentuk Hipnotis tradisional supranatural adalah :

a. Hipnotis Dengan Gendam

Gendam adalah suatu ilmu ghaib yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar manusia menggunakan kekuatan sihir dengan bantuan jin. Orang yang terkena ilmu gendam seperti kena sihir dan seketika itu juga korban akan menuruti apa saja keinginan si pemilik ilmu gendam. Gendam dapat di ibaratkan metode hipnotis secara PAKSA menggunakan ilmu hitam atau sihir. Karena menggunakan ilmu hitam (bantuan jin) sehingga gendam tidak tergantung pada bersedia atau tidaknya korban. Gendam bisa dikuasai dalam sekejap dengan melakukan ritual atau mantra tertentu.

b. Hipnotis Dengan Sirep

Sirep adalah ilmu ghaib yang mampu untuk menidurkan orang yang diinginkannya. Biasanya ilmu ini di amalkan untuk tujuan jelek. Tidak mengherankan bila pengamalnya kebanyakan orang-orang yang berprofesi sebagai pencuri. Dengan menggunakan ilmu sirep. Maling mampu berbuat leluasa di dalam rumah korban, sebab, korban ilmu ini bisa tidur tak sadarkan diri sampai pagi. Walaupun seandainya dia mendengar suara-suara yang mencurigakan, tapi terasa berat untuk membuka kelopak mata.

c. Hipnotis Dengan Sihrul ‘ain

Sihrul’ain, yang artinya sihir kekuatan mata. kekuatan mata itu dapat dilakukan oleh manusia (dengan bantuan jin) kepada manusia lain.

Sihrul’ain kekuatannya dapat mempengaruhi orang lain, seperti membuat kaku, pingsan, sakit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Hipnotis dengan Sihrul ‘ain tidak tergantung pada bersedia atau tidaknya korban sehingga dapat diperngaruhi melainkan langsung melalui kehendak /niat pelakunya yang dapat langsung mempengaruhi korbannya walau dia tidak bersedia di hipnotis.

Pusat kekuatan Sihrul ‘ain ini berada pada mata dan hati, pandangan mata yang tajam dan kuat disertai dengan kedengkian dan kebencian dalam hati yang mampu untuk membinasakan manusia dan makhluk hidup lainnya.

d. Hipnotis mesmer/magnetisme

Pada sekitar tahun 1500 an Paracelcus memperkenalkan suatu istilah Magnetisme, yaitu dengan magnet seseorang dapat disembuhkan penyakitnya, seperti halnya yang dia lakukan kepada pasien-pasiennya.Pada tahun 1772, seorang dokter bernama Franz Anton Mesmer (1734-1815) yang juga murid dari seorang pendeta Kristen bernama Maxmillian Hell, melihat gurunya memberikan pengobatan dengan magnet. Mesmer menyatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat cairan universal yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.Cairan yang tidak mengalir dengan lancar, mungkin karena tersumbat, menyebabkan manusia menjadi tidak sehat baik mental maupun fisik. Untuk itu Mesmer menggunakan magnet untuk melepaskan sumbatan aliran cairan tadi. Metoda terapi yang dilakukan Mesmer adalah dengan mengisi penuh sebuah bak dengan air lalu diisi besi.

Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam bak air itu.. Jika pasiennya lebih dari satu, mereka diminta memegang tali yang menghubungkan satu sama lain dengan maksud agar energi magnet tersebut mengalir ke tiap tubuh pasien. Kemudian pada saat pengobatan, Mesmer melakukan suatu drama yang amat treatrikal dibantu dengan permainan kepulan asap dan cermin. Hal ini membuat pasien yang ada menjadi hanyut dan larut dalam imajinasi drama teatrikal tersebut bahkan ada beberapa diantaranya yang menjadi trans dimana tubuhnya bergoncang hebat. Kadang-kadang ada juga yang terhalusinasi oleh drama itu sehingga melihat seolah-olah tangan Mesmer mengeluarkan asap saat Mesmer menggerak-gerakkan tangannya di udara dan mengarahkannya ke bak.

Pasien yang trans tadi kemudian disentuh oleh Mesmer dan kemudian dinyatakan telah sembuh. Mesmer menyatakan bahwa dia memiliki kekuatan khusus, suatu kesaktian. Dengan kekuatannya atau kesaktiannya, dia dapat menyalurkan dan mengalirkan magnet ke dalam gelas. Sehingga orang yang minum dari gelas itu dapat sembuh dari penyakitnya. Hal ini membuat Mesmer menjadi sangat terkenal dan kaya, tetapi di sisi lain ia mendapatkan perlawanan dari dunia medis ortodoks.

2. Hipnotis Modern

Hipnosis modern dikembangkan oleh dr. Frans Anton Mesmer pada abad 18. Prinsip kerja hipnotis, membawa subyek (sasaran hipnotis) dari gelombang otak beta (sadar) menuju kondisi rileks dan “tidur” (Alpha – Theta). Dalam kondisi ini, seseorang lebih mudah menerima perintah (sugesti)

Teknik merubah gelombang otak itu disebut induksi, dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan pendulum, tatapan mata, teknik napas, verbal (kata-kata) atau sentuhan pada bagian tubuh tertentu. Prinsipnya, seseorang dalam kondisi terhipnotis, otak depannya yang berfungsi untuk berpikir dan menolak itu dinon aktif sehingga hanya bisa menerima perintah saja.

Bentuk-bentuk Hipnotis modern adalah :

a. Hipnoterapi

Dalam kondisi rileks, seseorang mudah diberi sugesti positif program pada alam bawah sadarnya. Ini yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan terapi, dari berbagai kasus kejiwaan/psikologis, seperti :

  • Mengurangi stress
  • Mengendalikan berat badan (dengan merubah pola makan).
  • Problem emosi : Stres, cemas, takut (phobia), dendam, menghapus memori negatif masa lalu (korban kekerasan/perkosaan,dll).
  • Menghentikan kebiasaan buruk : Narkoba, merokok, judi, sikap lamban, malas, pemalu, gagap, menggigit-gigit kuku, belanja, dll.
  • Problem : Seks, makan dan tidur (sulit/berlebihan).
  • Meningkatkan prestasi : Belajar, olah raga, bisnis, kreatifitas.
  • Mengurangi nyeri (cabut gigi, sunat, operasi kecil, melahirkan) dll.

b. Hipnotis Panggung / Entertainment

Hipnosis entertainment dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang disebut “rekayasa sehat” itu dilakukan dengan menggunakan subyek murni dari orang lain yang tidak dikenalnya, semisal pengunjung disebuah pusat perbelanjaan, terminal dsb.

Sedangkan cara yang “tidak sehat” adalah menyusupkan orang-orang yang sebelumnya sudah dilatih menerima sugesti/perintah lalu menyamar sebagai orang yang seolah-olah tidak dikenal juru hipnosisnya.

c. Hipnotis Metafisis

Hipnotis Metafisis ditujukan untuk mendapatkan kesaktian atau kemampuan ghoib seperti termasuk kemampuan telepati, remote viewing, astral projection, dan berbagai kemampuan ESP (ekstra sensory perseption) lainnya

3. Hipnotis Natural

Hipnotis natural/alamiah ini sangat lumrah dan biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari, hipnotis natural ini tidak memerlukan persiapan yang khusus sebab alami terjadi pada manusia dari berbagai strata kehidupan yang ketika menerima sugesti dari berbagai stimulus menjadi terhipnotis yang dapat disebut sebagai Hypnotic state.

Secara lengkap pengertian hypnotic state adalah suatu keadaan atau kondisi dimana orang dapat menerima sugesti, pesan, atau saran yang berasal dari orang lain, keadaan lingkungan (pengalaman), bahkan dari dirinya sendiri dengan mudah tanpa perlawanan/ penolakkan atau analisa sama sekali sehingga dia mengimplementasikan apa yang dipesankan oleh hal-hal tadi.

Peristiwa alami dan baisa yang dapat membuat kita terhipnotis dapat dijelaskan dari beberapa contoh kecil dibawah ini.

  • Glove anaesthesia: Karena asyiknya berbelanja sampai-sampai anda tidak menyadari ada kerikil kecil di sepatu anda. Atau kalau anda memakai kaus kaki, anda tidak merasakannya.
  • Negative visual halucination: Karena terlalu sibuknya, dan tidak melihat bolpoin di depan anda sehingga anda mencari-carinya ke mana-mana.
  • Positive visual halucination: Anda bertemu seorang artis. Mingkin karena anda pada saat itu sedang tergila-gila pada salah satu artis. Maka pada suatu kesempatan anda bertemu seorang artis lain, langsung anda menyalaminya dan menganggap dia adalah artis idola anda.
  • Dan masih banyak lagi. Misal saat kita nonton TV, dimana perhatian kita terserap sepenuhnya di TV, maka kita tidak sadar akan sekeliling dan menjadi sangat tersugesti oleh TV. Pada saat kita melihat film seseorang yangdiperkosa, maka kita akan sedih dan marah, padahal kita tah itu cuman film. Namun, sekali lagi, namun, karena pada saat nonton TV kita rileks dan konsentrasi, maka fungsi bawah sadar menjadi mendominasi, dan alam bawah sadar tidak bisa membedakan antara realitas dan imajinasi. Maka kita menjadi terhanyut dan sedih. Yang paling sering menghypnosis kita adalah iklan. Anda berbelanja ke toko untuk membeli gula dan minyak, tetapi saat anda ke luar dari toko ternyata anda membeli rokok, permen dan lainnya di luar rencana anda semula. Sampai di rumah anda baru menyadari anda ternyata membeli yang tidak anda perlukan.

TITIK KRITIS PENYIMPANGAN DAN KESESATAN HIPNOTISME SUPRANATURAL

Hipnotisme tradisional supranatural penuh dengan penyimpangan dan kesesatan yang dapat merusak akidah tauhid kita, berikut ini bentuk penyimpangan dan kesesatannya :

a. Hipnotis Dengan Gendam

Untuk mendapatkan kemampuan ilmu gendam ada banyak cara dan tekhnik yang bisa dilakukan seperti:

  1. Tawaasul (pemujaan pada alam, tokoh sakti , jin atau setan).
  2. Riyadhah sebagai bentuk disiplin diri, mengurangi kenikmatan duniawi melalui puasa, melek malam, doa, wirid dsb.
  3. Aurad (membaca hizb, asmak, jimat)
  4. Doa dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi (bersumber dari hadis dan alquran)

Dari keempat ritual untuk mendapatkan ilmu gendam semuanya adalah prilaku bid’ah dan syirik. Keempat cara tersebut sangat menyimpang dari tuntunan rasulullah. Meminta bantuan kepada roh orang mati, jin atau setan, memakai jimat, wifik, rajah adalah merupakan bentuk kesyirikan. Sedangkan melakukan riyadhah dengan berbagai ritual aneh seperti puasa pati geni, mutih, dan menggunakan bacaan dari Al-Qur’an merupakan prilaku bid’ah yang tidak ada tuntunannya dari rasulullah.

b. Hipnotisme Sirep

Ilmu Sirep ini menurut beberapa literatur yang saya baca merupakan ilmu yang banyak dimiliki para maling. ilmu Sirep ini memang mutlak dibutuhkan dalam setiap operasi mereka. Untuk maling saat ini juga masih ada yang memiliki, terutama yang beroperasi di kampung-kampung.

Salah satu jenis sirep maling adalah sirep tanah kuburan. Dinamakan sirep tanah kuburan karena piranti yang digunakan memang berasal dari tanah kuburan, Sirep jenis ini mampu menidurkan penghuni rumah mirip orang mati, jadi selama maling beroperasi, tidak dimungkinkan penghuni rumah terbangun dari sirep ini.

Begitu maling akan beroperasi maka lebih dulu ia matek (merapal) ajiannya disekitar rumah korban lalu menaburkan tanah kuburan di atap rumah atau pekarangan, maka tanpa menunggu lebih lama seluruh penghuni rumah akan tertidur seperti orang mati.

Aji sirep yang sangat terkenal dikalangan praktisi ilmu ghoib adalah aji sirep megananda. Aji ini kerap dimiliki oleh para penjahat, hanya saja syaratnya memang berat, yaitu harus berpuasa mutih selama 21 hari atau 40 hari, ditambah patigeni selama 3 atau 7 hari. Tetapi jika sudah menguasainya, maka orang bersangkutan bisa menjelma sebagai pejahat jempolan. Mantra dari aji sirep ada banyak fersinya, namun yang harus di ketahui oleh para pembaca, dikalangan para praktisi ilmu ghoib sangat meyakini bahwa setiap aji-ajian memiliki khodam (jin penjaga) yang akan merasuk kedalam raga pengamal aji tersebut dan membantu dalam berbagai fungsi aji-ajian termasuk dalam hal ini membantu dalam menidurkan korbannya. Maka metode Hipntis Sirep ini masuk dalam kategori syirik karena meminta bantuan jin.

c. Hipnotis Dengan Sihrul ‘ain

Pada masa Rasulullah SAW (hipnotis) juga terjadi. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa al’ainu haq, sihir mata itu benar ada, karena syetan bisa menginfiltrasi seseorang melalui pandangan mata itu

Istilah hipnotis Sihrul ‘ain disinggung dalam tafsir Alquran Surat Al-Qalam : 51 “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu (Muhammad) dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Alquran…”

Peristiwa ini dapat disimak dalam tafsir Jalalain oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, dengan kalimat : Dengan pandangan yang kuat, hingga hampir memingsankan dan menjatuhkan dari tempatmu, tetapi Allah menolong. Yang dimaksud “memandang” bukanlah pandangan kagum, melainkan pandangan tajam memancarkan kebencian.

Ilmu “ketajaman mata” ini pada zaman Nabi Muhammad SAW banyak dikuasai oleh Bani Asad. Dengan puasa 3 hari, mereka dapat langsung menidurkan dan membuat kaku hewan dan manusia.

Orang yang memiliki sihrul’ain sesungguhnya telah berbuat syirik sebab bersekutu dengan setan dan akan semakin disesatkan oleh setan, sebagaimana firman Allah : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (Annisa : 116)

d. Hipnotis Magnetisme

Prinsip dasar Magnetism adalah menggunakan kekuatan batin untuk mempengaruhi makhluk hidup lain.Magnetism dapat menyebabkan kondisi hipnosis, seorang hipnotist (orang yang melakukan proses hipnotism pada obyek) magnetism akan selalu menggunakan kekuatan Magnetism dalam dirinya untuk mempengaruhi obyek untuk memasuki kondisi hypnosis. Hipnotis Masgnetism dipopulerkan oleh Mesmer, namun dalam penyelidikan oleh komisi Akademi Kedokteran Perancis yang dikepalai oleh Benjamin Franklin, dimana anggotanya termasuk Dr. Joseph Guillotine dan Antonie Lavoisier, si ahli kimia, atas permintaan King Louis XVI, untuk diselidiki keilmiahan dari metoda Animal Magnetism tersebut. Dari pertemuan itu diisimpulkan oleh lembaga tersebut bahwa MESMER TIDAK MENGELUARKAN KEKUATAN APAPUN.

Mesmer tidak mengeluarkan apapun dari tangannya. Tanpa magnetisme seperti yang biasa dilakukan Mesmer, pasien dapat juga menjadi trans dan sembuh. Malahan ada juga, seperti yang dilihat oleh Benjamin Franklin, ada seorang pasien yang menyentuh suatu benda, yang katanya telah dialiri energi magnet Mesmer, tidak sembuh sama sekali.Tanpa permainan drama treatrikal seperti yang dilakukan Mesmer, magnetisme tidak terjadi. Sehingga disimpulkan pula bahwa cairan magnetis tidak ada!Animal magnetisme tidak ada! Mesmer tidak menggunakan kesaktian apapun dalam menyembuhkan pasiennya. Pasien sembuh karena terimajinasi sehingga larut dalam suatu drama treatrikal….!!!.Sejak saat itu Mesmer terkucilkan dan pindah ke luar kota dan akhirnya meninggal dengan tenang di Swiss.Tetapi pengikut Mesmer pada saat itu sudah terlanjur banyak. Beberapa orang di antaranya adalah pendeta Katolik bernama Fr. Joseph Gassner, yang melakukan mesmerisme melalui kegiatan ritual.

TITIK KRITIS PENYIMPANGAN DAN KESESATAN HIPNOTISME MODERN

Cikal bakal kelahiran hypnotisme modern diawali dengan kemunculan Paracelsus, dia adalah murid dari John Trithemius, penyihir terkenal pada jaman pertengahan, Paracelsus ini satu seperguruan dengan Henry Cornellius Agrippa, penulis Tiga Buku Filsafat Okkult, konon Agrippa ini menulis bukunya setelah bertemu dengan the Wandering Jew (Aristeas?) yang telah hidup ribuan tahun sejak jaman dahulu…

Beda aliran antara Paracelsus dan Agrippa adalah penitikberatan konsep alirannya, konsep Agrippa terlalu berbau Magic kuno (penuh dengan simbol-simbol dan ritual-ritual tertentu), walaupun dalam Tiga Buku Okkult-nya dia menyinggung sedikit tentang kekuatan imajinasi manusia dan hewan (dia juga menyinggung sedikit tentang teratologi, ilmu yang menyelidiki pengaruh kekuatan imajinasi ibu yang sedang mengandung pada anak dalam kandungannya, bahkan dia menyinggung tentang gejala-gejala teratologi pada merak), tapi Agrippa lebih suka membahas tentang Magic dalam bentuk simbol-simbol mitologis, ritual-ritual dan takhayul-takhayul kuno…

Dari penjelasan diatas, pada akhirnya ilmu hipnotisme modern ini sering dihubung-hubungkan dengan mitos, atau idiologi atau tradisi masyarakat setempat, sebagai sarana untuk masuk ke dalam pikiran bawah sadar (memori otak kanan) pasien, akibatnya banyak ditemukan perbedaan dan bahkan mungkin saja hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, terlebih-lebih bila yang mengembangkan dan mempraktekkannya adalah orang kafir, atau orang yang tidak paham tentang prinsip-prinsip akidah agama Islam.

Contoh nyatanya, hipnotisme modern banyak tercampuri oleh konsep dari Gerakan Jaman Baru (New Age Movement) seperti aliran Christian Science yang didirikan oleh Mary Baker Eddy dan Theosophy yang didirikan oleh Madame Blavatsky yang banyak memasukkan unsur ilmu ghoib, klenik dan menganjurkan tekhnik hipnotisme untuk menjadi paranormal.

Inilah yang menjadikan banyak ulama; mengharamkan ilmu hipnotieme ini. Kebanyakan ahli hipnoterapi tidak memahami akidah islam, sehingga pada prakteknya ia sering mengatakan atau melakukan hal-hal yang tidak selaras dengan agama Islam, inilah yang menjadikan banyak ulama’ sekarang mengharamkan hipnotis.

Berikut ini bentuk-bentuk penyimpangan dan kesesatan Hipnotisme Modern :

1. Mengandung Syirik / Perusakan Akidah

a. Tekhnik Past Life Experience

Past Life Experience adalah tekhnik Perjalanan ke kehidupan masa lalu
(sebelum kehidupan saat ini), untuk keperluan kontemplasi, atau
mencari berbagai akar permasalahan di kehidupan saat ini yang mungkin
terkait dengan kehidupan di masa silam tersebut. Setan bermain dalam
teknik ini ketika seorang terapis mulai meregresi/mengarahkan pasien
untuk mengingat kehidupan sebelum dia menjadi dirinya saat ini
(reinkarnasi) . Pada banyak kasus ada setan yang mengambil alih alam
bawah sadar orang yang dirasukinya dan mulai membuat tipu daya dan
penyesatan. Ketika sang terapis memakai tekhnik Past Life Experience ,
maka setan bermain dalam teknik ini pada saat sang terapis mulai
meregresi/mengarahkan pasien untuk mengingat kehidupan sebelum dia
menjadi dirinya saat ini (reinkarnasi). Setan bisa mengambil alih
kesadaran suyet (orang yang dihipnotis) dan berbicara melalui lisan
suyek untuk memulai penyesatan dan perusakan akidah. Pada akhirnya
akan membentuk keyakinan pada diri pengipntis akan adanya reinkarnasi.
Padahal dalam islam reinkarnasi tidak ada dan orang yang mempercayai
reinkarnasi akan lepas keislamannya.

Contoh penggunaan hipnotis untuk past life experience bisa dilihat di http://nathaliasunaidi.com/buku-journey-to-the-past-change-the-future/

lihat juga di http://hipnotis.net/?page_id=18 dimana yan nurindra melayani past life experience dalam hipnotis

b. Tekhnik Metaphysical Hypnosis

Metaphysical Hypnosis adalah Aplikasi hipnotis untuk membangkitkan kemampuan supernormal yang tersimpan dalam diri manusia, termasuk kemampuan telepati, remote viewing, astral projection, dan berbagai kemampuan ESP lainnya. Tokoh ahli hipnotis di Indonesia yang banyak menyesatkan umat muslim dengan hipnotis metafisis adalah Yan Nurindra yang mendirikan The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), suatu organisasi Hypnotist & Hypnotherapist pertama dan terbesar di Indonesia, sekaligus ia merupakan President dari organisasi tersebut sampai dengan saat ini.

Yan Nurindra ini sangat saya kenal beberapa tahun yang lalu, ketika lagi naik daunnya ajaran energi esoterik (reiki, prana, yoga dll) sebagai grand Master yang sering memberikan attunement berbagai aliran energi esoteris. Dalam setiap seminar Hipnotisme yan Nurindra ini selalu memberikan iming-iming kepada peserta seminar untuk mendapatkan kemampuan paranormal dengan cara belajar Ilmu Prana Shakti. Kemampuan paranormal yang diklaim yan Nurindra akan didapatkan oleh peserta seminar dengan mengetahui tekhnik Metafisical hypnosis ditambah attunement Prana Shakti adalah merupakan bentuk meminta bantuan kepada iblis ( yang sering disebut sebagai Ascanded Master oleh Yan Nurindra)

Contohnya lihat halaman 18 pada ebook di

http://www.docstoc.com/docs/20528176/hypnosis_for_dummies

yan Nurindra menjelaskan bahwa dengan hipnotis dapat memiliki kemampuan metafisik

2. Mempermalukan, mempermainkan dan menipu orang lain didepan umum.
Stage Hypnosis (hipnotis entertainment/hiburan) yang sering
ditayangkan di TV yang dibawakan oleh Romy rafael atau Uya Kuya
haram hukumnya sebab dapat mempermalukan orang lain dimuka umum,
walaupun sudah mendapat persetujuan yang bersangkutan. menjadi
negatif karena tidak etis. Kenapa tidak etis ? Waktu orang tersebut
telah menyediakan diri untuk dihipnotis sebetulnya yang
bersangkutan telah memberikan kepercayaannya kepada si penghipnotis,
tetapi oleh si penghipnotis dimanfaatkan untuk komersial (mendapat
keuntungan dari rumah produksi).
Kalaupun orang yang dihipnotis mengijinkan untuk ditayangkan, hal
tersebut merupakan kebodohan orang tersebut sendiri karena
membiarkan orang lain mendapatkan keuntungan dengan membiarkan
dirinya dilecehkan (dibuat bertingkah laku seperti orang gila dll)
atau dikomersialkan. Contohnya adalah kasus acara televisi yang
di bawakan seorang penghipnotis bernama Uya Kuya yang sering membuka
aib orang yang dihipnotisnya dan ditayangkan secara luas di televisi.
Hal ini yang dari segi agama yang dilarang, karena menurunkan harkat
kemanusiaan yang oleh Tuhan / sang Pencipta sendiri sangat di hargai.

Stage Hypnosis juga menjadi ajang penipuan yang banyak menipu para pemirsa TV. Anda tentu sering menyaksikan tayangan hipnosis (khususnya hipnosis panggung untuk hiburan) di berbagai televisi. Tayangan itu mengesankan hipnosis sangat mudah dilakukan. Misalnya, hanya dengan “menarik tangan” atau “gerakan jari” saja sudah mampu membuat subyek tertidur dan mengikuti perintah hipnotisnya. Padahal pada prakteknya tayangan tersebut tidaklah semudah yang kita bayangkan.

Perlu pembaca blog ini ketahui bahwa apa yang Anda saksikan di televisi itu adalah sebuah adegan yang sudah melalui proses editing. Ada banyak sekali kegagalan yang terjadi ketika orang yang dihipnotis sama sekali tidak menuruti kehendak penghipnotis. Adegan yang gagal dibuang. Atau dengan kata lain, yang ditayangkan itu adalah adegan yang berhasil saja.

CIRI KHAS HIPNOTIS YANG HARAM DAN MENYESATKAN

1. Biasa disebut dengan sihir, gendam, black magic, ilmu sirep,
Sihrul ‘ain dsb.

Bentuk hipnotis tradisonal supranatural semuanya menggunakan bantuan
“kuasa kegelapan” (setan), kita sebagai umat Islam dilarang dengan
keras meminta bantuan jin sebab akan disesatkannya (QS.Jin, ayat 6)
2. Mengandung unsur Syirik / Perusakan Akidah seperti :
- Menggunakan mantra mantra tertentu
- Menggunakan jimat seperti keris, batu akik, batu kristel rajah
dsb.
-Melakukan ritual ritual tertentu yang tidak ada syariatnya
seperti : puasa ngebleng, potong ayam hitam, kungkum, sesaji
Mengajarkan Past Life Experience (reinkarnasi)Mengajarkan
Metaphysical Hypnosis

Mencampur tekhnik hipnotis dengan energi esoteris (reiki, prana, chi dll)

3. Menyakiti dan merugikan orang lain secara fisik mental dan
spiritual.

Biasa digunakan untuk tujuan kejahatan seperti penipuan, pencurian,
mempermainkan dan mempermalukan orang lain, memperalat orang
lain dll.

4. Dilakukan tanpa mendapatkan persetujuan dari yang dihipnotis
Hipnotis gendam, sirep, sihru’ain walau tanpa persetujuan dari
yang dihipnotis tetap dapat membuat korbannya terkena serangan
hipnotis sebab setan langsung masuk kedalam diri korban tersebut
hingga korbannya menjadi tidak sadar atau membuat korbannya
menderita kerugian baik secara fisik, mental dan spiritual.
5. Memanfaatkan kebodohan korban seperti :
- percaya pada kekuatan benda (menipu dengan benda keramat dll)
- percaya pada kesaktian si penghipnotis

6. Mempermalukan, mempermainkan dan menipu orang lain didepan umum.
Stage Hypnosis (hipnotis entertainment/hiburan) haram hukumnya
sebab dapat mempermalukan, mempermainkan orang lain dimuka umum,
walaupun sudah mendapat persetujuan yang bersangkutan. menjadi
negatif karena tidak etis.
7. Membuat orang tidak sadar 100%
Pada prakteknya Hipnotisme dapat membuat orang tidak sadar 100%
karena berada dibawah pengaruh hipnotis, hal ini menjadi sangat
berbahaya bagi kesehatan jiwa orang tersebut. Pada beberapa kasus
penghipnotis memberikan sugesti negatif yang akan langsung
diterima alam bawah sadar suyet tanpa dapat dia filter lagi
hingga suyet dapat melakukan hal-hal diluar norma atau nilai
agama.

PERTANYAAN YANG MUNGKIN AKAN DIAJUKAN PADA SAYA :
Adakah hipnotis yang halal dan syar'i dan bagaimana pendapat para
ulama mengenai hipnotis ?
Untuk menjawab pertanyaan itu, tunggu saja tulisan saya berikutnya.
Stay tune terus di www.metafisis.wordpress.com :) ;)

sumber : http://www.metafisis.wordpress.com

Budaya Pengkultusan Kuburan

Budaya Pengkultusan Kuburan
Oleh: Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. Hafizhahullah

Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat dan salam buat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah memperjelas tauhid dengan segala sendi dan cabang-cabangnya serta pembatalnya.

Pada kesempatan kali ini kita ingin membahas tentang penyebab dominan timbulna kesyirikan di tengah-tengah umat manusia. Di antaranya yaitu pengkultusan terhadap kuburan nenek moyang dan orang sholih dan yang di anggap sholih. Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika menafsirkan firman Allah azza wa jalla (yang artinya):
Dan mereka berkata: Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yoghuts, Ya’uq dan Nasr.” [QS.Nuh/71:23]

Ini adalah nama orang-orang sholih dari kaum nabi Nuh ‘alaihis salam. Tatkala mereka meninggal, setan mewahyukan kepada kaum mereka untuk membuat patung di tempat-tempat duduk mereka. Lalu mereka menamai patung-patung tersebut sesuai dengan nama-nama mereka. Pada awalnya patung-patung itu masih belum disembah, sampai ketika mereka (orang-orang yang membuatnya) meninggal dan disertai dengan terhapusnya ilmu, lalu kaum yang datang kemudian menyembahnya.” [1]

Diantara sebab yang membawa kaum yang kita sebutkan di atas kepada pengkultusan kuburan:

1. Meninggikan kuburan lebih dari satu jengkal
Sebagian kaum muslimin meninggikan kubur melebihi dair hal yang dibolehkan agama. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka belum memahami tuntunan agama atau karena ada unsur lain seperti ingin menunjukkan bahwa orang tersebut seorang yang mulia.

Dari Abu Hayyaaj al-Asady, ia berkata: Berkata kepadaku Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu: Maukah engkau aku utus untuk melakukan sesuatu yang aku juga diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melakukannya? Jangan engkau tinggalkan sebuah patung melainkan engkau hancurkan. Dan tidak pula kuburan yang ditinggikan kecuali engkau datarkan.” [HR.Muslim]

Dari Tsumamah bin Syufai, ia berkata: Aku pernah bersama Fudholah bin Ubaid di negeri Romawi ‘Barudis’. Lalu meninggal salah seorang teman kami. Maka Fudholah menyuruh untuk mendatarkan kuburannya. Kemudian ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh untuk mendatarkannya.” [HR.Muslim]

2. Menembok dan mencat kuburan
Di antara kebiasan buruk yang bisa membawa kepada sikap pengkultusan kuburan adalah menembok dan mencat kuburan. Di samping hal tersebut diharamkan dalam agama, termasuk pula membuang harta kepada sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Dan yang lebih ditakutkan adalah akan terfitnahnya orang awam dengan kuburan tersebut. Sehingga mereka menganggap kuburan tersebut memiliki berkah dan sakti.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang denga ntegas menembok dan mencat kuburan dalam sabda beliau (yang artinya):
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mencat kubur, duduk diatasnya dan membangun di atasnnya.” [HR.Muslim]

Yang dimaksud dengan membangun dalam hadits tersebut adalah umum, sekalipun hanya berbentuk tembok saja. Apalagi membuatkan rumah untuk kuburan dengan biaya banyak sebagaimana telah dilakukan sebagian orang-orang yang jahil.

Berkata Imam asy-Syafi’i rahimahullah: “Aku melihat para ulama di Makkah menyuruh menghancurkan apa yang dibangun tersebut.”[2] Al-Manawy berkata: “Kebanyakan ulamaSyafi’iyyah berfatwa tentang wajibnya menghancurkan segala bangunan di Qorofah (tanah pekuburan) sekali pun kubah Imam kita sendiri Syafi’i yang dibangun oleh sebagian penguasa.”[3]

3. Membangun rumah untuk kuburan.
Sebagian orang ada pula yang mambangunkan rumah untuk kuburan. Bahkan kadang kala biayanya cukup besar. Ini adalah salah satu bentuk penyia-nyiaan dalam penggunaan harta. Mungkin orang yang melakukan hal tersebut berasumsi bahwa si mayat mendapat naungan dan nyaman dalam kuburnya. Sesungguhnya tidak ada yang dapat memberikan kenyamanan dalam kubur kecuali amalan sendiri, walau seindah apa pun kuburan seseorang tersebut.
Ibnu Umar melihat sebuah tenda di atas kubur Abdurrahman. Maka ia berkata: “Bukalah tenda tersebut wahai Ghulam (anak muda), maka sesungguhnya yang melindunginya hanyalah amalannya.”[4]

4. Duduk dan makan di kuburan.
Bentuk lain yang merupakan jalan membawa kepada pengkultusan kuburan adalah kebiasaan sebagian orang mendatangi kuburan pada momen-momen tertentu. Seperti mau masuk bulan suci Ramadhan, Lebaran atau masa setelah panen. Mereka berbondong-bondong ke kuburan dengan membawa tikar dan makanan. Lalu sesampai di kuburan membentangkan tikar dan duduk bersama-sama. Dilanjutkan dengan rangkaian acara tahlilan dan do’a setelah itu ditutup acara makan bersama. Jika hal tersebut kita timbang dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sungguh sangat bertolak belakang sama sekali.

Jangankan untuk tahlilan dan makan bersama, duduk saja tidak diperbolehkan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini (yang artinya):
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Sungguh salah seorang kalian duduk di atas bara api lalu membakar baju sehingga tembus ke kulitnya lebih baik daripada ia duduk di atas kuburan.” [HR.Muslim]

Kiranya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas amat jelas bagi orang yang hatinya mau menerima nasihat. Adapun orang yang mata hatinya sudah tertutup oleh Allah azza wa jalla dari menerima petunjuk, niscaya ia akan berupaya mencari-cari alasan untuk menolaknya.

5. Membaca al-Qur’an di kuburan
Sebagian orang ada yang berpandangan adanya keutamaan membaca al Qur’an ketika berziarah kubur seperti membaca Qs.al-Fatihah (1), QS.al-Ikhlas (114) atau QS.Yaasiin (36), dan yang lain-lain. Bahkan ada yang menyewa orang lain khusus untuk membaca dan mengkhatamkan al Qur’an di kuburan keluarganya pada hari-hari tertentu. Hal tersebut tidak pernah dianjurkan dalam agama ini. Yang dianjurkan ketika berziarah kubur hanyalah membaca do’a ziarah kubur. Berbeda dengan orang yang suka melakukan hal-hal yang baik menurut pikiran dan perkiraan mereka semata. Tetapi tidak baik menurut Allah azza wa jalla karena hal tersebut merupakan perkara ibadah yang tidak ada dasarnya sama sekali dalam agama. Kalau seandainya hal tersebut baik, pastilah Allah azza wa jalla memerintahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat untuk melakukannya. Apakah kita lebih tahu dari Allah azza wa jalla tentang hal yang baik?!
““Katakanlah apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah.” [QS.al Baqarah/2:140]

Adapun hadits-hadits yang dijadikan pegangan oleh sebagian orang dalam hal ini seperti hadits:
Barangsiapa yang mendatangi kuburan lalu membaca surat Yasin, niscaya Allah akan meringankan adzab terhadap mereka pada waktu dan akan menjadikan dengan bilangan hurufnya kebaikan.”[5] Ketahuilah bahwa ini adalah hadits Maudhu’ (palsu). Demikian pula hadits: “Barangsiapa yang melewati kuburan maka ia membaca surat al Ikhlas sebelas kali…”[6]

6. Shalat dan berdo’a di kuburannya
Keyakinan lainnya yang amat aneh adalah pendapat yang mengatakan bahwa shalat dan berdo’a dikuburan jauh lebih baik daripada di masjid, bahkan berasumsi lebih cepat dikabulkan. Yang lebih celaka lagi adalah meminta kepada si penghuni kubur. Ini sudah merupakan kesyirikan yang serupa dan telah diperbuat oleh umat jahiliyyah dahulu. Jangankan untuk shalat di kuburan, shalat mengarah ke kuburan saja sudah haram hukumnya. Maksudnya, syari’at Islam tidak membolehkan sholat di tempat yang pada arah kiblatnya terdapat kuburan, lebih-lebih shalat di tempat yang sekelilingnya kuburan. Di antara perbuatan dalam shalat adalah duduk, maka duduk pun dilarang di kuburan. Maksudnya di tempat tanah pekuburan, meskipun tidak persis di atas kuburan. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya):
Dari Abu Martsid al-Ghanawy radhiyallahu ‘anhu berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Janganlah kamu duduk di atas kuburan dan jangan pula shalat menghadapnya.” [HR.Muslim]

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Setan memiliki cara yang amat halus dalam menyesatkan manusa. Pertama ia mengajak untuk berdoa di kuburan. Maka orang tersebut berdoa dengan khusyuk dan tunduk sepenuh hati serta merasa lemah tidak berdaya. Maka Allah mengabulkan permintaannya lantaran apa yang terdapat dalam hatinya bukan karena kuburan. Seandainya dia berdoa seperti itu ditempat-tempat yang kotor sekalipun tentu Allah akan mengabulkan doanya. Lalu orang bodoh mengira bahwa itu adalah karena kuburan. Ketahuilah Allah azza wa jalla mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan sekalipun orang kafir. Dan bukanlah setiap orang yang dikabulkan doanya berarti ia diridhoi dan dicintai Allah azza wa jalla atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah azza wa jalla mengabulkan doa orang yang baik dan orang yang berdosa, orang mukmin dan orang kafir. Sebagian manusia berdoa dengan hal yang melampaui batas dan sesuatu yang dilarang, namun hal tersebut terkabul, maka ia mengira bahwa perbuatannya tersebut baik.” [7]

Tatkala setan berhasil mempengaruhi manusia dengan berasumsi bahwa berdoa di kuburan lebih baik daripada berdoa di kuburan di masjid dan dirumahnya. Setan memindahkannya kepada tingkat yang berikutnya yaitu bertawassul dengan orang mati, hal ini lebih berbahaya daripada hal yang sebelumnya.[8] Tatkala setan berhasil pula mempengaruhi manusia bahwa bertawassul dengan orang mati lebih cepat terkabulkan permintaannya. Setelah itu, setan memindahkannya pada tingkat berikutnya, yaitu meminta kepada orang mati itu sendiri. Kemudian menjadikan kuburannya sebagai sesembahan dan tempat yang meminta. Lalu dinyalakan lampu disekelilingnya dan diberi kelambu, kemudian dilanjutkan membangun masjid diatasnya. Lalu sholawat, thowaf, menciumnya serta berhaji dan menyembelih hewan di sisinya. Kemudian berlanjut lagi pada tingkat berikutnya yaitu dengan mengajak manusia untuk menyembahnya dan menjadikan sebagai tempat perayaan dan manasik. Mereka meyakini bahwa hal itu lebih bermanfaat bagi dunia dan akhirat mereka.”[9]

7. Membangun masjid dekat kuburan atau mengubur mayat di pekarangan masjid
Sebagian orang telah terjerumus ke dalam kebiasaan Ahli Kitab, mereka membangun masjid dekat kuburan orang-orang yang mereka anggap sholih. Atau menguburkannya di pekarangan masjid. Padahal larangan terhadap perkara tersebut dengan tegas telah dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya):
Dari Jundub ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lima hari sebelum beliau wafat: Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shalih mereka sebagai masjid. Ketahuilah! Janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari hal itu.”[HR.Muslim]

Dalam sabda beliau yang lain (yang artinya):
Dari Aisyah bahwa Ummu Salamah menyebutkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah gereja yang ia lihat di negeri Habasyah, yang diberi nama gereja Maria. Ia menceritakan bahwa ia melihat lukisan di dalamnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Mereka adalah kaum yang bila meninggal seorang yang sholih di kalangan mereka, mereka membangun masjid di atas kuburannya dan membuat lukisan-lukisan tersebut di dalamnya. Mereka adalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah.” [HR.Bukhari dan Muslim]

Dari kedua hadits diatas sangat jelas menegaskan tentang haramnya membangun masjid di atas tanah pekuburan. Barangsiapa melakukannya maka ia telah melanggar larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Jundub radhiyallahu ‘anhu. Orang yang melakukannya adalah makhluk yang paling jelek disisi Allah azza wa jalla sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang membangun masjid di atas tanah kuburan. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu saat detik-detik terakhir dari kehidupan beliau (yang artinya):
Dari Aisyah dan Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum, keduanya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semakin merasakan sakit, beliau menutup mukanya dengan bajunya. Apabila sakitnya agak berkurang beliau membuka mukanya. Dalam kondisi seperti itu beliau bersabda: Lakbat Allah lah di atas orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” [HR.Bukhari dan Muslim]

Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan terhadap apa yang mereka perbuat. Di antara hikmahnya kenapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan hal tersebut saat beliau akan wafat ialah agar umat ini jangan meniru apa yang dilakukan orang Yahudi dan Nasrani tersebut. Kuburan para nabi saja tidak boleh dijadikan masjid, apalagi kuburan selainnya!!

Dalam riwayat lain Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan (yang artinya):
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam waktu sakit yang beliau yang wafat padanya: Allah melaknat orang Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid. Berkata Aisyah radhiyallahu ‘anha, kalau bukan karena itu tentulah mereka (para sahabat) menjadikan di tempat kuburannya, melainkan aku takut akan dijadikan masjid.” [HR.Bukhari]

Hadits ini adalah diantara hadits-hadits yang terakhir yang diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hidup beliau. Jadi tidak ada alasan bagi orang yang suka berkelit bahwa hadits tersebut mansukh. Kemudian Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan di antara hikmah dikuburnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam rumah beliau yaitu agar orang tidak mengkultuskan kuburan beliau.

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Sesungguhnya larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan kuburannya dan kuburannya lainnya sebagai masjid karena khawatir timbulnya fitnah. Karena hal tersebut bisa membawa kepada kekufuran sebagaimana telah terjadi pada kebanyakan umat-umat yang lalu.”[10]

8. Bertawasul dan beristighotsah dengan orang yang sudah mati
Ketika sebagian kaum muslimin tidak mengindahkan berbagai nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah dijelaskan di atas, lalu setan menjerumuskan mereka kepada hal-hal yang membawa kepada kesyirikan. Sehingga sebagian orang yang telah memaknai lain terhadap kuburan. Mereka menjadikan kuburan sebagai mediator untuk berdoa, mereka bertawassul dan beristighotsah dengan orang mati.

Pada hakikatnya bertawassul itu terbagi kepada beberapa bentuk. Ada yang diperbolehkan dan ada pula yang terlarang. Yang dibolehkan adalah bertawassul dengan nama dan sifat-sifat Allah azza wa jalla, bertawassul dengan amal sholih dan bertawassul dengan doa orang yang sholih yang hidup lagi hadir. Yang terlarang adalah bertawassul dengan dzat dan Jaah (kedudukan) orang sholih, bertawassul dengan orang sholih yang hidup tetapi tidak hadir dan bertawassul dengan orang yang sudah mati.

Sebagian orang yang memahami dan mengira bahwa kehidupan para Nabi, orang yang mati syahid dan orang-orang sholih di alam Barzakh sama seperti kehidupan mereka di alam dunia. Mereka mengira bahwa Nabi atau orang sholih tersebut dapat mendengar doa mereka. Sehingga ketika mereka ditimpa masalah, mereka mendatangi kuburan para wali dengan maksud agar dibantu mencarikan jalan keluar dari kesulitan yang sedang mereka hadapi. Ada yang meminta jodoh, pekerjaan, dimudakan usahanya, disembuhkan penyakitnya dan seterusnya. Jangankan setelah kematian para wali tersebut, sewaktu hidupnya saja para wali tersebut tidak mampu memenuhi permintaan mereka. Jika minta kekayaan kepada mereka, sewaktu hidupnya saja walinya mengumpulkan sedekah dari murid-muridnya. Jika minta disembuhkan dari penyakit, wali itu sendiri tidak mampu menyembuhkan penyakitnya sampai dirinya meninggal.

Kenapa kita tidak secara langsung meminta kepada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Kaya lagi Maha dekat dan Maha sempurna dalam segala sifat-sifatnya yang mulia. Sedangkan selain Allah azza wa jalla adalah makhluk yang memiliki kekurangan dan kelemahan dalam berbagai segi. Ia tidak dapat mendengar dari jarak jauh, apalagi setelah mati. Jika ia memiliki sesuatu untuk diberikan kepada orang lain, maka sungguh amat terbatas kualitas dan kuantitasnya. Adapun Allah Yang Maha Kaya mampu memberi segala apa yang diminta oleh hamba-Nya dan berapapun jumlahnya.

Kehidupan para Nabi dan Syuhada’ di alam barzakh adalah kehidupan yang amat jauh berbeda dengan kehidupan dunia. Tidak ada yang mengetahui kondisi dan hakikatnya. Maka tidak boleh meng-qiaskan antara kehidupan alam barzakh dengan kehidupan alam dunia ini. Sebagaimana firman Allah azza wa jalla (yang artinya):
Dan akan tetapi kalian tidak menyadarinya.”[QS.al-Baqarah/2:154]

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa kalian tidakah mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya melalui panca indra. Karena hanya Allah azza wa jall yang mengetahui hakikat kehidupan mereka para syuhada’ tersebut.

Tidak pernah kita temukan pada kehidupan para sahabat bahwa mereka bertawassul dan beristighotsah dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apalagi dengan para sahabat yang telah meninggal. Sekalipun di antara mereka yang meninggal tersebut ada yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian pula jika kita melihat doa-doa mustajab yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat beliau radhiyallahu ‘anhuma, tidak ada satupun dijumpai yang berkonteks tawassul dan beristighotsah dengan orang mati.

Jangankan untuk mengetahui kebutuhan orang lain, kelanjutan dari perjalanan hidup mereka sendiri setelah mati dan kapan dibangkitkan saja mereka tidak tahu. Sebagaimana firman Allah azza wa jalla (yang artinya):
Dan orang-orang yang mereka seru selain Allah, tidak menciptakan sesuatu apapun , sedangkan mereka sendiri diciptakan! Orang-orang mati tidak hidup, dan mereka tidak mengetahui bilakah mereka akan dibangkitkan.” [QS.an-Nahl/16:20-21]

Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” [QS.an-Naml/27:65]

Adapun dalil-dalil yang menyebutkan tentang si mayat dapat mendengar langkah orang yang mengantarkannya ke kubur tidak lah menunjukkan bahwa ia mendengar selama-lamanya. Namun pada hanya saat itu saja dan yang dapat ia dengar hanyalah suara langkah saja tidak semua apa yang ada di atas dunia. Kalau tidak demikian tentu mereka juga tersiksa dengan suara petir, hujan, angin kencang, suara binatang dan serangga yang ada di sekitar kuburnya serta segala hal yang memekakkan di dunia ini. Wallahu A’lam.

Note:
[1] Lihat HR.al-Bukhari: 4/1873 (4636)
[2] Dinukil Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim: 7/27
[3] Lihat Faidhul Qodir: 6/309
[4] Lihat HR.Bukhari: 1/457
[5] Lihat as Silsilah adh Dho’ifah: 3/397 (1246)
[6] Lihat as Silsilah adh Dho’ifah: 3/452 (1290)
[7] Lihat Ighatsatullahfaan: 1/215
[8] Lihat Ighatsatullahfaan: 1/216
[9] Lihat Ighatsatullahfaan: 1/217
[10] Lihat Syarah an-Nawawi: 5/13

Sumber: Diketik ulang (dgn segala kekurangannya terutama tidak adanya teks dalam bahasa arab) dari Majalah AL FURQON Edisi Khusus 7 Th.ke-9 1430/2009 hal.42-46

Semoga bermanfaat bagi kami dan kaum muslimin..


sumber : http://metafisis.wordpress.com

HAKIKAT RUWATAN

Pengertian ruwatan dalam bahasa Jawa Kuno, ruwat berarti lebur (melebur) atau membuang, ruwatan adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari dominasi energi negatif yang dalam bahasa Jawa kuno disebut Sengkala dan Sukerta.Orang yang diruwat adalah orang yang ingin mengikis energi negatif (kesialan) berupa sengkala dan sukerta yang melekat pada dirinya, yaitu diri setiap orang sebagai efek dari dosa dan kesalahan.

Paranormal Bambang Yuwono menjelaskan apabila seseorang mengidap sengkala dan sukerta akibat murka Dewa Batharakala terhadap dirinya maka tanda-tanda yang langsung dirasakan oleh orang yang bersangkutan adalah sulit mendapatkan rejeki, kerja selalu salah, berdagang rugi, jodoh sulit, rumah tangga ricuh, sakit-sakitan dan sebagainya.Dikatakan oleh paranormal yang biasa meruwat bahwa secara supranatural orang tersebut memiliki aura yang redup dan tidak stabil, oleh sebab itu tahap awal orang tersebut (Karuwat) perlu diselaraskan auranya, oleh orang yang memiliki aura lebih kuat dan mampu menyalurkan tenaga inti dalam dirinya (pengruwat) untuk membangkitkan potensi diri dari sang Karuwat. Selanjutnya sang Karuwat perlu mendapat nasehat (sugesti) dari Pengruwat tentang cara memperbaiki diri dalam kehidupan yang berupa perilaku, tutur sapa, moral etika, agar dapat menjaga diri atau membendung datangnya sengkala dan sukerta. Sedangakan jenis-jenis dari ruwatan itu sendiri antara lain : Ruwatan sukerta , Ruwatan sengkala dan Ruwatan lembaga. Ruwatan berdasarkan kondisinya terbagi menjadi:

1. Ruwatan Sukerta

Adalah pangruwatan bagi anak yang terlahir sebagai anak tunggal (ontang- anting), dua bersaudara lelaki semua (uger-uger lawang), dua bersaudara perempuan semua (kembang sepasang), tiga bersaudara satu perempuan ditengah (sendang kapit pancuran) dan lain sebagainya,yang pada dasarnya ruwatan ini bersifat permohonan agar anak tersebut selanjutnya mendapat keselamatan dan kebahagian di masa depannya.

2. Ruwatan Sengkala

Ruwatan bagi orang yang dalam perjalanan hidupnya mendapat hambatan dalam rejeki, karier, jodoh, serta kesehatannya.Termasuk didalamnya adalah bagi pasangan suami istri yang mendapat gangguan dalam kehidupan pernikahannya oleh kehadiran orang ketiga atau godaan-godaan lainnya.

3. Ruwatan Lembaga

Adalah pangruwatan untuk kesuksesan suatu lembaga atau organisasi usaha,maupun ruwatan nagari.

Setelah kita lihat penjelasan ruwatan diatas,marilah kita lihat hakikat kesesatan ruwatan.Jika ruwatan dilakukan agar kita terhindar dari kutukan Dewa Batharakala (Tuhannya agama Hindu yang mempunyai sifat jahat) maka kita telah berbuat Syirik Besar kepada Allah Ta’ala sebab tidak ada tuhan-tuhan,dewa-dewi melainkan Allah.Karena Allah telah berfirman :

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلا اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

“Sekiranya ada dilangit dan bumi tuhan-tuhan selain Allah,tentulah keduanya itu telah rusak binasa.Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”(QS.Anbiyaa’(21):22)

Jika kita mempercayai adanya Dewa Batharakala maka kita telah syirik pada Allah Ta’ala.Allah telah berfirman :

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An-Nisa’: 48)

Jika kita mempercayai adanya kesialan akibat pertanda pada tubuh,kelahiran,tanda-tanda alam dan semacamnya maka dia telah melakukan tathayyur dan ini merupakan bentuk kesesatan.Rasulullah telah bersabda :

Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).

Sedangkan prosesi ruwatan itu sendiri adalah bentuk kesesatan karena didalamnya berisi pemujaan terhadap dewa-dewi,pemberian sesajen atau pun prosesi mandi bunga yang kental nuansa kesyirikan.

Pada saat ini kita juga harus berhati-hati akan adanya penawaran ruwatan dengan menggunakan istilah yang diilmiahkan seperti ruwatan dengan menggunakan energi-alam semesta,bioenergi,ilmu putih dan banyak lagi istilah-istilah yang mereka ilmiahkan,namun intinya tetap sama mereka tetaplah berbuat syirik pada Allah.Mereka merasa bisa mengubah nasip seseorang agar lebih baik dengan metode-metode yang tidak disyari’ahkan bahkan penuh kesesatan.

Menghadapi kenyataan adanya seorang yang yang mengaku ulama,kiai,mursyid bersama pengikut-pengikutnya yang menghalalkan ruwatan,jimat,melakukan wirid,puasa dan ibadah bid’ah hingga prilaku kesyirikan dan selama hidupnya tetap dalam kesesatan,maka cukuplah kita berpegang pada ayat Allah Ta’ala berikut ini.

قُلْ مَنْ كَانَ فِي الضَّلالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمَنُ مَدًّا

“Katakanlah, ‘Barangsiapa berada dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan Yang Maha Pemurah memperpanjang tempo bagi-nya’.” (Maryam: 75)

Bersenang-senanglah kalian didunia selama kalian hidup……


sumber : http://metafisis.wordpress.com

HAKIKAT KUNGKUM

Menurut Drs RM Setyadji Pantjawidjaja, Ketua Umum Yayasan Swagotra Budaya Jawa Tengah, ritual kungkum telah ada pada masyarakat Jawa sejak masa pra-Hindu. Ritual ini selanjutnya mengalami akulturasi dengan tradisi Hindu.

Ritual kungkum dimaksudkan sebagai media pembersihan diri baik secara jasmani maupun rohani. Kebersihan diri merupakan prasyarat mutlak bagi manusia yang ingin mendekatkan diri dengan Tuhan. Manusia yang bersih jiwa dan raga, menurut pendiri Permadani ini, dapat mendengar aksa wakia (suara Tuhan) atau bahkan berkomunikasi dengan Tuhan. ”Ibarat kaca mata, kalau bening dapat untuk melihat dengan jelas.”


Tanggal 1 Sura dikatakan penganut kejawen adalah gerbang memasuki tahun baru. Dengan demikian, ritual kungkum ibarat orang yang akan masuk ke tempat suci, harus mencuci tangan kaki terlebih dulu. Orang yang melakukan ritual tersebut pada malam hari dengan harapan mendapatkan berkah pada tahun mendatang.

Banyak di kalangan orang muda yang masih melaksanakan tradisi kungkum dengan tujuan pembersihan diri. Yusup Sardjoko (28) misalnya, mengaku setiap tahun melakukannya. Lelaki yang mengikuti salah satu sekte kejawen di Semarang ini setiap 1 Sura menunaikan tradisi itu. Lokasi yang dipilih tergantung pada titah sang guru. Tidak menetap pada suatu tempat tertentu. Pada malam 1 Sura kali ini, dia akan kungkum di suatu tempat di wilayah Grobogan.

Sesungguhnya jika dikatakan kungkum bisa membersihkan diri dari segala dosa ,agar terkabul hajadnya dan sarana mendekatkan diri pada Allah merupakan suatu bentuk kesesatan yang nyata.Bagaimana mungkin kita bisa membersihkan diri kita dari segala dosa,ingin terkabul hajadnya dan sarana mendekatkan diri pada Allah jika dalam ritual kungkum itu baik-laki-laki tumpah-ruah bersama-sama dalam satu tampat pemandian berikhtilat (bercampur) dengan melakukan rutal-ritual yang sangat menyimpang dengan ajaran islam seperti sewaktu kungkum diharuskan untuk membuka aurad bahkan telanjang,diharuskan untuk membaca wirid-wirid atau mantra-mantra,menelungkupkan tangan didada dalam posisi namaskar (istilah dalam agama Budha). dan bahkan tidak jarang kita mendengar terjadinya perbuatan maksiat dalam prosesi kungkum.

Selain itu tradisi kungkum dianggap sebagai warisan nenek moyang yang harus dilestarikan adalah ucapan kebathilan sebab fanatik (ta’ashshub) mempertahankan pada kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil, dan mencampakkan apa yang menyalahi adalah suatu kesesatan yang nyata.

Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah: 170 yang artinya, “Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah’, mereka menjawab: ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami’. (Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk.”

Jadi kesimpulannya tradisi kungkum bukanlah sebagai sarana mendakatkan diri pada Allah dari warisan jaman dahulu bukanlah petunjuk dari Allah apalagi adanya penyimpangan dan kesesatan yang nyata dalam prosesi kungkum melainkan pertunjuk dari setan untuk menjerumuskan manusia pada kemaksiatan yang nyata.Marikah kita membersihkan diri kita dari prilaku najis yang penuh dengan maksiat kepada Allah.


sumber : http://metafisis.wordpress.com

ZIARAH ATAU PENGKULTUSAN WALI ATAU TOKOH YANG DIPERCAYA SAKTI


Pengkultusan terhadap seseorang, ditemukan hampir merata di seluruh penjuru nusantara. Disebabkan punya kedudukan atau dianggap tokoh besar maka ia dikultuskan dan dikeramatkan.

Pengkeramatan sang tokoh ini berlangsung sejak tokoh tadi hidup bahkan sampai ia meninggal dunia. Barang-barang yang berkaitan dengan sosok tadi pun dicari-cari dan diagung-agungkan, dijadikan jimat dan tidak lupa untuk dikeramatkan.Tambah parah lagi, makamnya senantiasa ramai dipadati oleh para pengagum dan simpatisan yang pingin ‘ngalap berkah’ dari kubur sang tokoh. Selalu semarak, itu yang terjadi di makam orang yang ditokohkan. Bahkan ketika tiba saat ulang tahun kematian dan kelahiran tokoh, semaraknya kubur lebih dibandingkan dengan semaraknya masjid-masjid Allah.

Kenyataan ini lebih tambah mengenaskan ketika ditemukan kenyataan bahwa mayoritas peziarah adalah mereka yang menyatakan diri sebagai orang muslim. Aktivitas yang berhubungan dengan pengagungan seorang tokoh selalu akan bertambah variasinya, karena berjalan seiring dengan ide dan kreativitas para pengagum. Contoh konkrit ada di zaman Nabi Nuh; Meninggalnya para tokoh agama di zaman itu memunculkan ide di kalangan para pengagum untuk membangun patung dan gambar demi mengenang sang tokoh. Awalnya untuk mendekatkan pada Allah. Ide berkembang setelahnya dengan menjadikan sang tokoh sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah. Berkembang lagi hingga menjadikan patung tadi sesembahan yang diibadahi selain Allah.

Anggapan yang telah menyebar di kaum muslimin pada umumnya, terutama yang ada di Indonesia bahwasanya yang disebut wali Allah adalah orang-orang yang memiliki kekhususan-kekhususan yang tidak dimiliki oleh orang-orang biasa. Yaitu mampu melakukan hal-hal yang ajaib yang disebut dengan karomah para wali. Sehingga jika ada seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi tentang syari’at Islam namun tidak memiliki kekhususan ini maka kewaliannya diragukan. Sebaliknya jika ada seseorang yang sama sekali tidak berilmu bahkan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah , namun dia mampu menunjukan keajaiban-keajaiban (yang dianggap karomah) maka orang tersebut bisa dianggap sebagai wali Allah .

Hal ini disebabkan karena kaum muslimin (terutama yang di Indonesia) sejak kecil telah ditanamkan pemahaman yang rusak ini. Apalagi ditunjang dengan sarana-sarana elektronik seperti adanya film-film para sunan yang menggambarkan kesaktian para wali. Tentunya hal ini adalah sangat berbahaya yang bisa menimbulkan rusaknya aqidah kaum muslimin.

Kreatifitas kesyirikan ini hampir selalu berulang di setiap zaman dan generasi, karena ini adalah makar syaitan untuk menjerumuskan umat manusia ke dalam neraka. Tokoh yang dipuja bisa jadi berbeda namun sebenarnya hakikat kebatilan yang ditawarkan adalah sama. Di zaman Nabi Nuh yang diagungkan adalah wadd, suwa , yaghuts , yauq dan nashr, dan di kafir qurays ada yang dinamakan latta, uzza, manna dan hubbal.

Dan di negeri ini pun ada pula yang ditokohkan seperti itu. Wujud kreatifitas kesyirikan yang bisa ditemukan di masa kini, adalah dibuatnya berbagai perhelatan untuk mengagungkan sang tokoh, baik dengan mengadakan tour ziarah dan penarikan energi para wali, atau peringatan ulang tahun kelahiran dan kematian (haul). Atau mengawetkan barang-barang peninggalannya

Bila ditimbang dalam syariat Islam, hal yang berkaitan dengan mengagungkan tokoh dan peninggalan-peninggalan bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Bahkan sebaliknya pintu-pintu yang menuju kepada pengagungan tokoh melebihi kapasitas kemanusiaan dicegah dan ditutup oleh Rasulullah dan para sahabat.

Pengagungan terhadapan suatu benda dan individu tertentu hampir selalu identik dengan kesyirikan. Umumnya, sebuah masyarakat akan mengagungkan tokoh dan benda karena berjangkitnya penyakit kebodohan di tengah-tengah mereka. Tak tahu mana yang diperintahkan dan dilarang oleh syariat Allah Ta’ala. Atau hadir di negeri tersebut para tokoh agama yang buruk yang memberikan contoh teladan keburukan kepada umat, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Sampai hal yang syirik pun dilegalkan oleh ulama buruk ini. Bisa juga terjadi karena memang masyarakat terlampau ghuluw dalam mengagungkan seorang tokoh. Atau bercokol di negeri itu para pemimpin yang buruk, yang tak menjalankan syariat Allah ta’ala.

Hukum ziarah ke kubur itu jelas dianjurkan dalam Islam. Karena didalamnya terkandung pesan agar kita ingat bahwa sebentar lagi kita pun akan ada di dalamnya. Dan semua orang pastilah akan menjadi penghuninya, cepat atau lambat.Namun jika kita berkeyakinan bahwa orang yang sudah mati itu lantas berdoa juga kepada Allah SWT untuk kebaikan kita, maka ada yang salah dalam memahaminya. Selain itu, menziarahi makam para wali itu harus dicermati dengan pemahaman akidah yang benar. Misalnya antara lain :

  1. Bahwa orang yang sudah mati itu tidak bisa berdoa demi keselamatan dirinya sendiri, bahkan sibuk mengharapkan kiriman pahala bantuan dari orang yang masih hidup. Lalu bagaimana pula dia berdoa untuk keselamatan orang lain ?
  2. Bahwa kita dibolehkan meminta untuk didoakan oleh orang yang shaleh dan dekat hubungan dengan Allah SWT. Namun bila orang shalih itu sudah wafat, tentu saja sudah lain lagi urusannya. Sebab mereka yang sudah mati sudah tidak lagi berurusan dengan yang masih hidup.
  3. Bahwa meminta kepada mendoakan orang yang sudah wafat agar ruh orang mati itu mendoakan kita bukanlah sesuatu yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Dan pada prakteknya, justru hal itu sangat sulit dibedakan dengan meminta kepada ruh orang mati. Minta istri, lulus ujian, dagangan laku, naik jabatan, terpilih jadi wakil rakyat dan seterusnya. Tentu saja meminta kepada selain Allah SWT adalah syirik yang harus dihilangkan.
  4. Dan sebenarnya, para wali yang diziarahi itu dulunya bukanlah tokoh sakti mandraguna yang punya sekian jenis ajian ghaib. Mereka itu adalah para pemimpin wilayah negeri Islam dalam sistem hukum negara Islam Demak. Istilah ‘wali’ yang disematkan kepada mereka bukanlah waliyullah yang umumnya dinisbatkan kepada orang ahli ibadat dan punya keistimewaan ini dan itu. Namun makna wali adalah pemimpin sebuah wilayah secara hukum dan administratif. Barangkali sekarang ini seperti gubernur. Hanya saja sistem hukumnya adalah hukum Islam. Itulah yang dikatakan para sejarawan tentang para wali songo itu. Sedangkan cerita yang beredar di tengah masyarakat itu sebenarnya tidak pernah bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara ilmiyah. Dan alangkah naifnya bila sosok para pemimpin Islam dan penyebar Islam di tanah Jawa itu disamakan dengan tokoh dunia persilatan yang bisa terbang, menghilang, bisa membuat hal ghaib dan sejenisnya.

Ketahuilah Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya dan sunnah Rosul-Nya bahwasanya Allah memiliki wali-wali dari golongan manusia dan demikian pula syaithon juga memiliki wali-wali dari golongan manusia. Maka Allah membedakan antara para wali Allah dan para wali syaithon. Sebagaimana firman Allah :

اللهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Allah adalah wali (penolong) bagi orang-orang yang beriman. Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang kafir penolong-penolong mereka adalah thogut yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan-kegelapan.Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(Al-Baqarah : 257)

Allah Ta’ala juga berfirman

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ(98)إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ(99)إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ(100)

“Jika engkau membaca Al-Qur’an maka berlindunglah kepada Allah dari (godaan) syaithon yang terkutuk. Sesungguhnya tidak ada kekuatan baginya terhadap orang-orang yang beriman dan mereka bertawakal kepada Rob mereka. Hanyalah kekuatannya terhadap orang-orang yang berwala’ kepadanya dan mereka yang dengannya berbuat syirik.” (An-Nahl :98-100)

Allah Ta’ala juga berfirman :

وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا

“Dan barangsiapa yang menjadikan syaithon sebagai wali selain Allah maka dia telah merugi dengan kerugian yang nyata”(An-Nisa’ : 119)

Allah Ta’ala juga berfirman :

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang kafir berperang di jalan thogut. Maka perangilah para wali-wali syaithon sesungguhnya tipuan syaithon itu lemah.” (An-Nisa’ : 76)

Maka wajib bagi kita untuk membedakan manakah yang merupakan wali-wali Allah dan manakah yang merupakan wali-wali syaithon, sebagaimana Allah dan Rosulullah membedakannya.

Definisi wali adalah :Wali diambil dari lafal al-walayah yang merupakan lawan kata dari al-‘adawah. Adapun arti dari al-walayah adalah al-mahabbah (kecintaan) dan al-qorbu (kedekatan). Sedangkan arti al-‘adawah adalah al-bugdlu (kebencian) dan al-bu’du (kejauhan). Sedangkan wali artinya yang dekat.

1. Kriteria Wali Allah

Yang disebut wali Allah adalah orang yang dia mencintai Allah dan dekat dengan Allah . Dan orang seperti ini harus memiliki sifat-sifat berikut :

v Dia harus ittiba’ (mengikuti) Nabi , menjalankan perintah Nabi dan menjauhi larangan-larangan beliau. Berdasarkan firman Allah :“Katakanlah”Jika kalian mencintai Allah maka ikutlah aku maka Allah akan mencintai kalian” (Ali Imron :31).Ayat ini merupakan ayat ujian yang turun untuk menguji orang-orang yang mengaku mencintai Allah (termasuk di dalamnya orang yang mengaku dia adalah wali Allah). Jika dia benar mengikuti Nabi maka kecintaannya kepada Allah adalah benar, dan jika tidak maka cintanya adalah dusta.

v Dia harus bersifat lembut kepada kaum muslimin dan keras kepada kaum kafir, dan berjihad di jalan Allah dan tidak takut dengan celaan orang-orang yang mencela, sesuai dengan firman Allah :“Wahai orang-orang yang beriman barang siapa dari kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah yang bersifat lemah lembut kepada orang-orang mukmin, yang bersifat keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan tidak takut dengan celaan orang yang mencela.”(Al-Maidah : 54)

v Dia harus bertaqwa dan beriman, yaitu beriman dengan hatinya dan bertaqwa dengan anggota tubuhnya, sesuai dengan firman Allah:“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih (hati). (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (Yunus : 62,63)

Maka barangsiapa yang mengaku sebagai wali Allah namun tidak memiliki sifat-sifat ini maka dia adalah pendusta.

Namun perlu diperhatikan bukanlah syarat seorang wali dia harus ma’sum (tidak pernah berbuat salah), dan tidak pula dia harus menguasai seluruh ilmu syari’at. Bahkan boleh baginya tidak mengetahui sebagian syari’at atau masih samar baginya sebagian perkara agama. Oleh karena itu tidak wajib bagi manusia untuk mengimani seluruh apa yang dikatakan oleh seorang wali Allah sehingga dia tidak menjadi seorang Nabi , tetapi seluruh yang dikatakannya dikembalikan kepada ajaran Muhammad . Jika sesuai, maka perkataannya diterima dan jika tidak, maka ditolak. Dan jika tidak diketahui apakah sesuai atau tidak dengan ajaran Nabi maka tawaquf Dan inilah sikap yang benar kepada wali Allah. Adapun sikap yang salah kepada wali Allah yaitu membenarkan semua apa yang diucapkan dan yang dilakukannya, atau sebaliknya jika melihat dia mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyelisihi syari’at maka langsung mengeluarkan dia dari kewaliannya.

Umar bin Khottob adalah contoh seorang wali Allah, yang Rasulullah bersabda tentangnya :

Pada umat-umat sebelum kalian ada orang-orang yang muhaddatsun (yang mendapatkan berita ghoib atau sejenis ilham dari Allah). Kalaupun ada di kalangan umatku satu orang, maka dia adalah Umar.

“Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan Umar dan pada hatinya. Kalaulah ada nabi setelahku maka dia adalah Umar. “

Hadits-hadits ini jelas menunjukan bahwasanya Umar adalah seorang wali Allah, bahkan beliau mendapatkan ilham dari Allah. Namun hal ini tidak menunjukan bahwa Umar harus ma’sum (terjaga dari kesalahan). Kesalahan yang pernah beliau lakukan diantaranya

v Yaitu pada saat Nabi Muhammad saw berumroh pada tahun ke enam Hijiroh bersama sekitar 1400 kaum muslimin –mereka itu yang berbai’at di bawah pohon- dan Nabi telah mengadakan perjanjian damai dengan kaum musyrikin setelah melalui perundingan dengan kaum musrikin tersebut untuk kembali ke Madinah pada tahun ini dan berumroh pada tahun yang akan datang. Dan Nabi memberi beberapa syarat terhadap mereka yang dalam syarat-syarat tersebut ada tekanan kepada kaum muslimin secara dzohir, sehingga hal itu memberatkan kebanyakan kaum muslimin, sedangkan Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui dengan maslahat yang ada di balik itu. Dan Umar termasuk orang yang tidak setuju dengan hal itu, lalu berkata kepada Nabi :”Wahai Rosulullah, bukankah kita di atas kebenaran dan musuh kita di atas kebatilan ?”, maka Nabi menjawab :”Benar”, lalu Umar berkata lagi :”Bukankah orang-orang yang terbunuh diantara kita masuk ke dalam surga dan orang-orang yang terbunuh di antara mereka masuk ke dalam neraka?”, Nabi menjawab :”Benar”. Umar berkata :”Kenapa kita merendahkan agama kita?”, Nabi berkata :”Aku adalah Rosulullah dan Allah adalah penolongku dan aku bukanlah orang yang bermaksiat kepadanya.”, Umar berkata :”Bukankah engkau berkata kepada kami bahwa kita kita akan mendatangi baitulloh dan berthowaf ?”, Nabi berkata :”Benar”. Nabi berkata lagi:”Apakah aku mengatakan kepadamu sesungguhnya engkau akan mendatanginya pada tahun ini?”, Umar berkata :”Tidak”, Nabi berkata :”Sesungguhnya engkau akan mendatanginya dan berthowaf.” Umar pun mendatangi Abu Bakar dan berkata kepadanya sebagaimana perkataannya kepada Rosulullah. Dan Abu Bakar pun menjawab sebagaimana jawaban Rosulullah , padahal dia tidak mendengar jawaban Rosulullah . Dan Abu Bakar adalah orang yang lebih sering sesuai dengan Allah dan Rosul-Nya dari pada Umar , dan Umar mengakui kesalahannya dan berkata :”Aku benar-benar akan mengamalkannya”

v Ketika Nabi wafat, Umar mengingkari kematian Nabi . Namun tatkala Abu Bakar berkata :”Sesungguhnya dia telah wafat”, maka Umar pun menerimanya.

v Ketika Abu Bakar memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat, maka Umar berkata kepada Abu Bakar :”Bagaimana bisa kita memerangi manusia, sedangkan Rosulullah bersabda :”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah Rosulullah. Apabila mereka mengakui hal ini maka terjagalah darah-darah dan harta-harta mereka, kecuali dengan haknya”, maka Abu Bakar berkata :”Bukanlah Rosulullah bersabda “kecuali dengan haknya”?, sesungguhnya zakat termasuk haknya. Demi Allah kalau mereka itu menolak untuk membayar zakat kepadaku yang mereka membayarnya kepada Rosulullah maka aku akan memerangi mereka karena ketidakmauan mereka”. Berkata Umar ”Demi Allah tidaklah ada, kecuali aku melihat Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi (orang-orang yang enggan membayar zakat), maka aku mengetahui bahwasanya dia adalah benar”

Faidah yang bisa diambil dari kisah ini adalah:

v Seorang wali tidak ma’sum, bisa berbuat salah, bahkan berkali-kali.

v Seorang wali bisa memiliki karomah sebagaimana Umar yang mendapat ilham dari Allah.

v Tidak berarti seseorang yang mendapat karomah berarti lebih mulia daripada wali Allah yang tidak ada karomahnya. Sebagaimana Abu Bakar jelas lebih mulia daripada Umar , namun dia tidak mendapatkan ilham dari Allah

v Seorang wali tetap harus melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rosul-Nya dan menjauhi larangan-larangan Allah dan Rosul-Nya. Sebagaimana Umar yang tetap melaksanakan perintah Allah

v Walaupun seorang wali, tapi perkataan dan perbuatannya harus ditimbang dengan Al-Kitab dan Sunnah Nabi yang ma’sum. Sebagaimana ucapan Umar dikembalikan (ditimbang) oleh Abu Bakar dengan Sunnah Nabi. Berkata Yunus bin Abdil A’la As-Shodafi : Saya berkata kepada Imam Syafi’i : “Sesungguhnya sahabat kami –yaitu Al-Laits- mengatakan :”Apabila engkau melihat seorang bisa berjalan di atas (Permukaan) air, maka janganlah engkau anggap dia sebelum engkau teliti keadaan (amalan-amalan) orang tersebut, apakah sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.”, lalu Imam Syafi’i berkata :”Al-Laits masih kurang, bahkan kalau engkau melihat sesseorang bisa berjalan di atas air atau bisa terbang di udara, maka janganlah engkau anggap ia sebelum engkau memeriksa keadaan (amalan-amalan) orang trsebut apakah sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah”.

v Seorang wali yang telah jelas bahwasanya perkataan atau perbuatannya menyelisihi Sunnah Nabi, maka dia harus kembali kepada kebenaran. Dan dia tidak menentangnya. Sebagaimana Umar , beliau tidak membantah Abu Bakar dengan berkata :”Tapi saya kan wali, saya kan mendapat ilham dari Allah, saya kan dijamin masuk surga, dan kalian harus menerima perkataan saya”

v Seorang wali harus mematuhi syari’at Muhammad. Para Nabi saja kalau hidup sekarang harus mengikuti syari’at Muhammad apalagi para wali. Karena jelas para Nabi lebih bertaqwa daripada para wali dari selain Nabi. Ibnu Mas’ud t berkata :”Tidaklah Allah mengutus seorang nabipun kecuali Allah mengambil perjanjiannya, jika Muhammad telah diutus dan nabi tersebut masih hidup maka nabi tersebut harus benar-benar beriman kepadanya dan menolongnya. Dan Allah memerintah Nabi tersebut untuk mengambil perjanjian kepada umatnya kalau Muhammad telah diutus dan mereka (umat nabi tersebut masih) hidup maka mereka akan benar-benar beriman kepadanya dan menolongnya.”

v Seorang wali tidak boleh menyombongkan dirinya dengan mengaku-ngaku bahwa dia adalah wali, sebagaimana yang dilakukan oleh Ahlul kitab yang mereka mengaku bahwa mereka adalah wali-wali Allah. Sebagaimana firman Allah : “Dan janganlah kalian menyatakan diri-diri kalian suci. Dia (Allah) yang lebih mengetahui tentang orang yang bertaqwa.” (An-Najm : 32 )

Orang mengaku dirinya adalah wali maka dia telah berbuat maksiat kepada Allah karena telah melanggar larangan Allah ini. Dan orang yang bermaksiat tidak pantas disebut wali Allah.

Dan juga bukan termasuk syarat sebagai wali Allah yaitu dia harus memiliki karomah. Namun karomah merupakan tambahan kenikmatan yang Allah berikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki dari kalangan para wali-Nya. Dan wali-wali Allah tidak memiliki ciri-ciri yang khusus pada perkara-perkara mubah yang bisa membedakannya dengan manusia yang lain. Pakainnya sama, rambutnya sama, dan yang lainnya juga sama.

Contoh-contoh karomah para wali Allah

v Amir bin Fahiroh mati syahid, maka mereka mencari jasadnya namun tidak bisa menemukannya. Ternyata ketika dia terbunuh dia diangkat dan hal ini dilihat oleh Amir bin Thufail. Berkata Urwah:”Mereka melihat malaikat mengangkatnya”

v Kholid bin Walid ketika mengepung musuh di dalam benteng yang kokoh, maka para musuhpun berkata :”Kami tidak akan menyerah sampai engkau meminum racun”, lalu diapun meminum racun namun tidak mengapa.

v Sa’ad bin Abi Waqqos adalah orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan dengan do’anya itulah dia berhasil mengalahkan pasukan Kisro dan menguasai Iroq.

v Umar bin Khottob, pernah mengutus pasukan dan beliau mengangkat seorang pemuda yang bernama Sariyah untuk memimpin pasukan tersebut. Dan ketika Umar sedang berkhutbah di atas mimbar, beliau berteriak :”Wahai Sariyah, gunung !, wahai Sariyah, gunung !”. Lalu utusan pasukan tersebut menemui Umar dan berkata : “Wahai Amirul Mu’minin, kami bertemu musuh, tiba-tiba ada suara teriakan :”Wahai Sariyah, gunung!”, lalu kami menyandarkan punggung-punggung kami ke gunung kemudian Allah memenangkan kami”.

v Abu Muslim Al-Khoulani, dia pernah dicari oleh Al-Aswad Al-‘Anasi yang mengaku sebagai nabi. Lalu Al-Aswad bertanya kepada beliau :”Apakah engkau bersaksi bahwa saya adalah Rosul Allah?”, lalu dia berkata :”Saya tidak dengar”, lalu dia bertanya lagi :”Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rosul Allah?”, beliau menjawab :”Ya”. Lalu disiapkan api dan beliau dilemparkan ke api. Namun mereka mendapatinya sedang sholat di dalam kobaran api itu, api itu menjadi dingin dan keselamatan untuknya.

v Sa’id Ibnul Musayyib, di waktu hari-hari yang panas, beliau mendengar adzan dari kuburan Nabi ketika tiba waktu-waktu sholat, dan mesjid dalam keadaan kosong (karena panasnya hari –pent), tidak ada seorangpun kecuali dia.

v Uwais Al-Qorni ketika wafat mereka menemukan di bajunya ada beberapa kain kafan yang sebelumnya tidak ada, dan mereka juga menemukan lubang yang digali di padang pasir yang sudah ada lahadnya. Lalu mereka mengafaninya dengan kefan-kafan teresbut dan menguburkannya di lubang tersebut.

v Asid Bin Hudlair membaca surat Al-Kahfi lalu turunlah bayangan dari langit yang ada semacam lentera dan itu adalah para malaikat yang turun karena bacaannya. Dan malaikat pernah menyalami Imron bin Husain . Salman dan Abu Darda’ makan di piring lalu piring mereka bertasbih atau makanan yang ada pada piring tersebut bertasbih. Ubbad bin Busyr dan Asid bin Hudlair kembali dari Rosulullah pada malam yang gelap gulita. Maka Allah menjadikan cahaya bagi mereka berdua, dan tatkala mereka berpisah maka terpisah juga cahaya tersebut.

v Muthorrif bin Abdillah jika memasuki rumahnya maka tempayan-tempayannya bertasbih bersamanya. Dia bersama seorang sahabatnya berjalan di malam hari, lalu Allah menjadikan cahaya untuk mereka berdua.

v Ahnaf bin Qois. Ketika dia wafat, tutup kepala milik seseorang terjatuh di kuburannya. Lalu orang tersebut mengambil topinya, dan dia melihat kuburannya telah menjadi seluas mata memandang.

v Utbah Al-gulam, dia meminta kepada Allah tiga perkara, yaitu suara yang indah, air mata yang banyak, dan makanan yang diperoleh tanpa usaha. Dan jika dia membaca Al-Qur’an maka dia menangis dengan air mata yang banyak. Dan jika dia bernaung di rumahnya dia mendapatkan makanan dan dia tidak tahu dari manakah makanan tersebut.

2. Kriteria Wali Syaitan.

Allah Ta’ala telah menerangkan ciri-ciri wali syaitan pada ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini :

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Dan barang siapa yang berpaling dari pengajaran Ar-Rohman, kami adakan baginya syaithon yang menyesatkan, maka syaithon itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az-Zukhruf : 36)

Allah Ta’ala juga berfirman :

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ(221)تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ(222)يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ(223)

“ Apakah akan aku beritahukan kepadamu, kepada siapkah syaithon-syaithon itu turun ?,mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak dosa. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaithon) itu, dan kebanyakan mereka adalah pendusta.” (As-Syu’aro’ : 221,223)

Contoh-contoh tipuan syaithon :

v Abdullah bin Soyyad. Nabi pernah menguji Ibnu Soyyad (seorang dukun yang hidup di zaman Nabi yang dia adalah seorang Yahudi). Nabi berkata kepadanya :”(Cobalah tebak) aku menyembunyikan sesuatu (di hatiku)”. Ibnu Soyyad berkata :”Ad-Dukh…Ad-Dukh..”. Padahal sesungguhnya Nabi sedang menyembunyikan surat Ad-Dukhon. Lalu Nabi berkata kepadanya :”Engkau tidak mampu melampaui kemampuanmu” Ibnu Soyyad hampir betul menebak apa yang ada di hati Nabi, dan ini adalah suatu keajaiban, namun dengan bantuan syaithon. Karena seorang yang normal maka dia tidak akan bisa mengetahui isi hati manusia, bahkan Nabi pun tidak mengetahui isi hati manusia kecuali yang diberitahu oleh Allah . Para sahabat pun (kecuali Hudzifah, karena dia telah diberitahu oleh Nabi tidak mengetahui siapa-siapa saja orang munafik yang ada bersama mereka)

v Al-Aswad Al-‘Anasi yang mengaku sebagai nabi. Dia dibantu para syaithon yang memberitahukan kepadanya tentang perkara-perkara ghoib. Dan tatkala kaum muslimin memeranginya mereka kawatir para syaithonnya akan mengabarkan kepadanya apa yang mereka bicarakan tentang dirinya (yaitu bahwasanya dia akan dibunuh –pent). Namun istrinya sadar akan kekafiran suaminya maka diapun menolong kaum muslimin.

v Musailamah Al-Kadzdzab yang juga mengaku sebagai nabi, memiliki syaithon-syaithon yang memberitahukan perkara-perkara gho’ib kepadanya dan membantunya melakukan hal-hal yang ajaib. Diantaranya dia pernah meludah di sumur sehingga air sumur tersebut menjadi melimpah.

v Al-Harits Ad-Dimasyqi, seorang pembohong besar yang muncul dan mengaku sebagi nabi di Syam pada zaman khalifah Abdul Malik bin Marwan (wafat tahun 86 H). Al-Harits memiliki kemampuan ajaib. Para syaithonnya melepaskan kedua kakinya dari belenggu, dan membuatnya kebal senjata, dan batu pualam bisa bertasbih jika dia sentuh dengan tangannya. Dan dia telah melihat orang-orang dalam keadaaan berjalan dan naik kuda terbang di udara, dia berkata : “Mereka adalah malaikat”, padahal mereka adalah jin. Dan tatkala kaum muslimin menangkapnya untuk dibunuh, maka ada orang yang menombaknya di tubuhnya, namun tidak mempan. Maka Abdul Malik berkata kepadanya :”Engkau tidak menyebut nama Allah”. Lalu orang itu menyebut nama Allah dan berhasil membunuh Al-harits.

v Lia ‘Aminuddin, yang mengaku sebagai Imam Mahdi dan mengaku telah didatangi oleh Jibril. Keajaiban yang ada padanya yaitu dia mampu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan dia mengaku adalah seseorang yang memberantas bid’ah dan kesyririkan.

sumber:http://metafisis.wordpress.com

Ulama Malaysia Usulkan Undang-Undang Melarang Sihir


Para ulama Muslim di Malaysia meminta agar Negeri Jiran itu memberlakukan undang-undang yang melarang ilmu sihir.

Dalam Islam, Ilmu sihir dinyatakan terlarang tapi sampai saat ini di Malaysia belum ada undang-undang sipil maupun hukum syariah yang secara tegas dan tertlulis melarang hal-hal yang berhubungan dengan sihir.

Surat kabar New Straits Times menyebutkan, para ulama meminta agar diberlakukan undang-undang yang melarang sihir karena belakangan banyak laporan kasus-kasus perampokan dengan menggunakan ilmu hitam.

Para pelaku perampokan menggunakan mantra-mantra untuk menggasak harta korban.

"Para penjahat biasanya menepuk bahu korban atau menghembuskan asap rokok ke muka korban dengan membaca mantra-mantra yang membuat korbannya jadi kehilangan kesadaran bahwa mereka sebenarnya sedang dirampok," kata Haron Din, salah seorang ulama Malaysia dalam seminar bertajuk "Love Magic and Diagnosis Methodology."

Haron mengatakan salah satu cara untuk menangkap para pengguna ilmu hitam adalah menemukan bukti berupa tengkorak binatang, rosario, dupa dan belati tua yang sering digunakan dalam mempraktekkan ilmu sihir.


Ulama lainnya, Mohamed Tamyes Abdul Wahid menyatakan, undang-undang tentang ilmu sihir harus diberlakukan bagi Muslim dan penganut agama lainnya di Malaysia.

Selain Islam, di Negeri Jiran terdapat penganut agama Budha, Kristen dan Hindu. Berdasarkan hukum Islam, mereka yang terbukti mempratekkan ilmu sihir hukumannya adalah hukum cambuk dan diasingkan dari lingkungan tempat tinggalnya alias diusir dari kampungnya.


sumber: http://ruqyah-online.blogspot.com

Hipnotis Menurut Islam

Bagaimana hukuum mempelajari ilmu hipnotis dalam islam?apakah bertentangan dengan akidah?

Syukron atas jawabannya.

Wasslm

Yun


Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Yun yang dimuliakan Allah swt

Hipnosis merupakan salah satu bentuk perdukunan yang menggunakan jin yang dipakai oleh juru hypnosis (hypnotist) untuk menguasai kliennya sehingga orang itu berbicara dengan lisannya dan terkadang memberikannya sebuah kekuatan untuk beberapa pekerjaan dikarenakan penguasaannya itu.

Jika jin itu berkawan dengan si juru hypnosis maka ia akan tunduk kepadanya sebagai kompensasi dari apa-apa yang telah dilakukannya dengan bertaqarrub kepadanya sehingga jin itu menjadikan si klien yang dihipnotis tunduk kepada keinginan si juru hypnosis untuk melakukan suatu perbuatan atau memberikan informasi dengan bantuan jin tersebut.

Karena itu penggunaan hipnosis dan menjadikannya sebagai salah satu cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, kehilangan. pengobatan terhadap suatu penyakit atau untuk melakukan berbagai pekerjaan lainnya adalah tidaklah diperbolehkan bahkan termasuk perbuatan syirik karena ia telah meminta perlindungan kepada selain Allah swt.. (al Lajnah ad Daimah li al Buhuts al Ilmiyah wa al Ifta juz I hal 383)

Wallahu A’lam


sumber: http://metafisis.wordpress.com